
Chico John Karunia Simamora dan Tim dari Untan meraih Penghargaan Video Presentasi Terbaik pada Pekan Riset Sawit Indonesia 2024 di Bali.
Bali, 4 Oktober 2024 – Nusa Dua, SAWIT INDONESIA – Universitas Tanjungpura (Untan) kembali mencetak prestasi membanggakan melalui penelitinya, Chico John Karunia Simamora dan tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Chico dan tim berhasil meraih penghargaan Video Presentasi Terbaik dalam ajang Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024, yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Nusa Dua, Bali.
Prestasi ini diraih atas presentasi mereka tentang Lipopetida Siklik GBSR1, sebuah inovasi dalam pengobatan penyakit ganoderma yang menyerang tanaman kelapa sawit. Produk ini terbukti efektif dalam merusak jaringan utama ganoderma, sehingga jamur tersebut mengalami degradasi dan kemampuan tumbuhnya berkurang signifikan.
Dalam presentasinya, Chico menjelaskan bahwa penggunaan Lipopetida Siklik GBSR1 pada tanaman sawit yang terinfeksi ganoderma memungkinkan tanaman untuk sembuh dan tumbuh kembali, tanpa khawatir terserang ulang oleh penyakit yang sama. Proyek ini juga melibatkan penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam proses ekstraksi dan purifikasi bahan aktif.
Selain keberhasilan ini, Dr. Nelly Wahyuni, peneliti dari tim yang sama, turut memaparkan keunggulan produk tersebut, yang memiliki stabilitas kimia, termal, dan tahan terhadap paparan sinar UV. Dengan desain inkapsulasi yang mereka kembangkan, penyerapan dan distribusi bahan aktif menjadi lebih efektif dalam memberantas ganoderma. Hal ini sesuai dengan informasi yang oleh anggota tim peneliti yang lain, menjabarkan Produk ini mempunyai keunggulan utama yaitu merusak jaringan Ganodermaa hidup untuk mengalami degradasi serta penghentian kemampuan tumbuh secara tuntas. Dengan tujuan tanaman sawit sakit yang diobati tidak akan terserang kembali, dan kemungkinan regenerasi miselia Ganoderma yang kecil. Sehingga tanaman dapat melakukan penyembuhan dan pertumbuhan kembali tanpa ada kemungkinan Ganoderma akan berkembang Kembali, ujar Jumiati, S.Si., M.Si., yang biasa dikenal dengan nama jumi.
Muhammad Pramulya, SP, M.Si, atau yang akrab disapa Pram, menyatakan bahwa berbagai metode pengendalian telah dilakukan, namun tingginya serangan Ganoderma boninense di perkebunan sawit, ditambah faktor lingkungan tropis, menyebabkan infeksi sulit diatasi dan berpotensi menyebar luas. Ganoderma, patogen soil-borne yang bersifat parasitik dan saprofitik, menyebabkan kerugian besar. “Kelapa sawit seharusnya memiliki umur produksi panjang, namun serangan penyakit ini membuat tanaman mati di bawah usia 10 tahun,” jelas Pram. Ia juga menekankan bahwa kebijakan replanting tidak menjadi solusi efektif karena tingginya risiko serangan ulang. Melalui penghargaan ini semakin memperkokoh posisi Untan sebagai institusi yang berkontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi yang memberikan solusi hambatan abiotik dan penyehatan tanaman kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.