Dipingit Korona-korona
Saat ini seluruh dunia mengalami wabah global yang disebabkan pandemi korona. Banyak negara telah menutup perbatasan, menghentikan gerakan dan perpindahan manusia serta mewajibkan hanya berada di rumah. Ketersediaan teknologi komunikasi tidak membatasi hubungan virtual di seluruh dunia. Penggunaan media sosial, seperti whatsApp yang saya gunakan ini merupakan salah satu contoh kejayaan manusia.
Di tengah kehebatan teknologi yang diciptakan, manusia yang sempurna adalah makhluk lemah. Tak berdaya terhadap wabah virus korona, yang disebut Covid 19. Manusia sedang dipingit oleh Covid 19 supaya selamat, tetapi tidak berarti akan bebas dari kemunculan pandemi penyakit lain pada masa yang akan datang.
Seperti banyak kejadian yang telah terjadi di planet bumi, manusia hanya bisa menduga dan tak mampu menjelaskan dengan sempurna mengapa muncul suatu peristiwa, seperti Covid 19. Namun kebanyakan hanya menduga atau bahkan menghasut bahwa wabah Covid 19 adalah bagian dari perang atau penguasaan atas bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Ketakutan, ketidakpastian dan kecemasan akan kekurangan bahan makanan, dan kekayaan mendorong untuk merebut dan menimbun makanan, barang dan jasa bagi kepentingan diri sendiri. Covid 19 tidak hanya menimbulkan penyakit tetapi ancaman kehancuran tatanan dan etika dalam peradaban yang dibangun manusia selama ini. Hasutan yang beredar semakin memperkuat dominasi Covid 19, dan semakin lama manusia akan dipingit Covid 19 apabila tidak terbangun kerjasama.
Keperkasaan Covid 19 dan kemungkinan munculnya wabah-wabah lain hanya dapat dikendalikan melalui Kerjasama dan bergotong-royong. Jangan sia-siakan kesempatan untuk berbagi dan bekerja sama untuk mengurangi kapasitas Covid 19 untuk berkembang. Pembelajaran wabah Covid 19 harus digunakan untuk mengantisipasi kemunculan wabah-wabah lain pada masa yang akan datang.
Prof. Dr.Ir.Gusti Zakaria Anshari, MES
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura
[learn_press_profile]
Tag:covid-19, guru besar, informasi, mahasiswa, pakar, penelitian, untan