
Dosen Farmasi Untan Latih Perawat Klinik Alra Care Buat Gel Sari Buah Nanas untuk Penyembuhan Luka
Pontianak – Dosen Fakultas Farmasi Universitas Tanjungpura (Untan) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) melalui pelatihan pembuatan gel dari sari buah nanas sebagai produk autolisis. Kegiatan ini digelar pada Jumat (31/10/2025) di Klinik Alra Care, Kecamatan Pontianak Selatan, dan diikuti oleh para perawat luka.
Pelatihan tersebut dipimpin oleh dosen Farmasi Untan, Mohamad Andrie, M.Sc., Apt. dan Wintari Taurina, M.Sc., Apt., dengan dibantu oleh mahasiswa Program Studi Farmasi: Febriani Valentina, Hilyatul Ulya, Silvana Septiani, dan Ellyas Alvin Saphantar.
Dalam penjelasannya, Mohamad Andrie mengatakan bahwa metode perawatan luka yang tepat tidak hanya berfokus pada kebersihan luka, tetapi juga pada pembuangan jaringan nekrotik melalui proses debridement. Salah satu metode yang digunakan ialah autolytic debridement, yaitu proses pemecahan jaringan mati dengan memanfaatkan kemampuan alami tubuh.
“Proses autolisis membutuhkan kelembapan konstan agar jaringan kulit mati yang keras dapat melunak. Karena itu, dibutuhkan sediaan obat yang mampu menjaga kelembapan luka dan membantu proses autolisis, salah satunya melalui penggunaan gel sari buah nanas,” jelas Andrie.

Buah nanas diketahui mengandung enzim bromelin yang memiliki aktivitas proteolitik tinggi. Enzim ini berfungsi memecah protein menjadi asam amino, membantu perbaikan jaringan rusak, mengurangi peradangan, serta mempercepat penyembuhan luka. “Bromelin dapat mempercepat maturasi jaringan granulasi dan re-epitelisasi, sehingga sangat potensial dimanfaatkan dalam perawatan luka,” tambahnya.
Andrie menuturkan, gel menjadi bentuk sediaan farmasi yang ideal karena mudah diaplikasikan, tidak lengket, memberikan efek mendinginkan, dan mudah dibersihkan dengan air. Kandungan air yang tinggi pada gel juga membantu pelepasan senyawa aktif ke kulit serta meningkatkan kelembapan, yang berperan penting dalam mempercepat proses epitelisasi luka hingga 50 persen.
Menurutnya, belum banyak perawat luka yang mengenal atau memanfaatkan gel nanas sebagai agen autolisis. Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para perawat dalam mengolah serta memanfaatkan sari buah nanas sebagai bahan alami dalam perawatan luka.
“Selain memberikan manfaat medis, pemanfaatan nanas juga berpotensi meningkatkan nilai ekonomi bagi petani nanas,” ujarnya.
Gel sari buah nanas dapat digunakan pada tahap pre-debridement dengan cara dioleskan tipis pada luka yang akan dibersihkan. Setelah jaringan lunak, area luka dapat dibersihkan dan ditutup dengan balutan lembap untuk mempercepat proses penyembuhan.
Kegiatan PkM ini ditutup dengan pendampingan praktik pembuatan serta pembagian Minimax Gel Sari Buah Nanas kepada perawat luka dan pasien Klinik Alra Care sebagai bentuk penerapan hasil pelatihan.



