
GAPENSISKA Sukses Gelar ICOP Ke-2, Potensi Integrasi Sapi-Kelapa Sawit Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Pada Kamis, 29 Januari 2024, Gabungan Pelaku dan Pemerhati Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (GAPENSISKA) sukses menggelar seminar internasional Integrated Cattle and Oil-Palm Production (ICOP) ke-2 di Pontianak, Kalimantan Barat. Acara tersebut mengusung tema “Synergizing Growth and Sustainability: Innovating Integrated Cattle and Oil Palm Plantation Systems.”
Seminar ICOP Ke-2 merupakan hasil kerja sama antara GAPENSISKA, Pemerintahan Australia, Kementerian Investasi / BKPM, Kementerian Pertanian, SISKA RANCH, BRIN, Pemerintah Daerah Provinsi Kalbar, dan Universitas Tanjungpura (UNTAN).
Ketua Umum GAPENSISKA, Joko Iriantono, menyatakan keberhasilan acara ini sebagai langkah strategis untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Indonesia, dengan luas perkebunan kelapa sawit mencapai 16,3 juta hektar, memiliki potensi besar untuk integrasi dengan peternakan sapi. Joko Iriantono menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara sektor perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan pasokan daging sapi nasional.
Pada acara tersebut, Joko Iriantono menyampaikan harapannya bahwa ICOP Ke-2 dapat memberikan nilai tambah signifikan bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit. Ia juga menekankan peran kunci perkebunan kelapa sawit dalam mencapai kemandirian pangan.

“Dengan integrasi sapi-kelapa sawit, kita bisa menciptakan suatu paket usaha yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Kolaborasi antara pelaku industri dan pemerhati sistem integrasi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi ketahanan pangan dan pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” ujar Joko.
Heronimus Hero, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, mengungkapkan bahwa integrasi perkebunan dan peternakan merupakan terobosan baru, terutama di Kalimantan Barat. Dengan kebutuhan pasokan daging sapi yang belum tercukupi secara nasional, integrasi sapi-kelapa sawit diharapkan menjadi solusi potensial.
“Sebagai jawaban langsung untuk pengembangan peternakan sapi, lahan perkebunan kelapa sawit yang mencapai 3 juta hektar di Kalimantan Barat memiliki potensi besar. Integrasi sawit-sapi (SISKA) dapat menjadi model bisnis yang berkelanjutan, meningkatkan pasokan daging sapi secara lokal, dan mendukung ketahanan pangan,” ucap Heronimus.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNTAN, Dr.rer.nat. Ir. R. M. Rustamaji, M.T., mengapresiasi acara tersebut sebagai wujud nyata semangat inovasi dan kolaborasi yang dimulai sejak tahun 2019. Ia menekankan bahwa implementasi Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA) membutuhkan kerjasama lintas sektor dan mitra strategis, baik lokal, regional, maupun internasional.
Acara ICOP Ke-2 ini bukan hanya menjadi platform diskusi, tetapi juga promosi nilai ekonomi SISKA. Dr Rustamaji menyatakan bahwa kolaborasi antara perkebunan kelapa sawit, pemeliharaan ternak, pemerintah daerah, dan mitra strategis lainnya diperlukan untuk mengisi informasi yang relevan, termasuk analisis keuangan, aspek hukum, dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan SISKA.

Pelaksanaan internasional Integrated Cattle and Oil-Palm Production (ICOP) ke-2 diikuti 200 peserta seminar, 36 orang peserta mengumpulkan paper, 32 peserta oral presentation dan 4 poster.