
Ciptakan Ruang Aman di Kampus, Untan Pilih Duta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
Pontianak — Universitas Tanjungpura (Untan) menggelar Grand Final Pemilihan Duta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) pada Sabtu malam, 24 Mei 2025, di Gedung Konferensi Untan. Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian seleksi dan pelatihan yang diinisiasi oleh Satuan Tugas PPKPT Untan dalam rangka mencari figur mahasiswa inspiratif yang mampu menjadi agen perubahan dalam menciptakan ruang aman di lingkungan kampus.
Pemilihan ini merupakan bagian dari kampanye anti kekerasan yang berlangsung sejak 15 Mei hingga 31 Mei mendatang, dengan tema “Ciptakan Ruang Aman, Membangun Kampus Unggul yang Harmonis, Berkelanjutan, dan Berdampak bagi Lingkungan.” Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah kompetisi, tetapi juga menjadi ajang edukasi dan advokasi yang mendorong partisipasi aktif mahasiswa dalam isu pencegahan kekerasan.
Ketua Satgas PPKPT Untan, Ar. Ir. Emilya Kalsum, S.T., M.T., IAI., IPM dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemilihan ini adalah wujud nyata komitmen Untan dalam menjalankan mandat Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi.
“Universitas Tanjungpura berkomitmen tidak hanya dalam penyelenggaraan pendidikan berkualitas, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan kondusif. Pemilihan Duta Anti Kekerasan ini adalah bentuk nyata partisipasi mahasiswa sebagai mitra strategis Satgas dalam mewujudkan ruang akademik yang inklusif, bebas dari kekerasan, dan berkeadilan,” ujar Emilya Kalsum.
Dalam sambutannya, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas elemen kampus dalam upaya menciptakan ruang aman, mengingat jumlah laporan kekerasan yang ditangani Satgas terus meningkat. Oleh karena itu, keberadaan Duta Anti Kekerasan menjadi sangat vital untuk memperkuat jejaring advokasi kampus anti kekerasan.
Tahapan seleksi dimulai dari proses pendaftaran dan seleksi berkas, di mana peserta dinilai berdasarkan kelayakan administratif, integritas, dan komitmen terhadap isu kekerasan. Selanjutnya, peserta mengikuti tahap wawancara dan presentasi ide kampanye, yang menguji pemahaman terhadap regulasi yang berlaku serta kemampuan menyusun strategi yang aplikatif. Para finalis terpilih merupakan hasil seleksi ketat oleh dewan juri yang terdiri dari perwakilan Satgas, akademisi, dan psikolog profesional.
Finalis terbaik kemudian dikukuhkan sebagai Duta Anti Kekerasan Untan 2025. Mereka akan dilibatkan secara aktif dalam kegiatan sosialisasi, pelatihan, forum diskusi, hingga kampanye publik yang bertujuan membangun kesadaran kolektif seluruh sivitas akademika terhadap pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan perguruan tinggi.
Emilya juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada jajaran pimpinan universitas, Dharma Wanita Persatuan, serta tim Satgas dan relawan kampanye yang telah berkontribusi aktif dalam menyukseskan kegiatan ini.
“Saya berharap, melalui acara ini kita dapat bersama-sama menemukan sosok duta yang mampu menjadi inspirasi dan penggerak perubahan menuju kampus yang aman, harmonis, dan bermartabat,” tuturnya menutup sambutan.
Grand Final ini menandai tonggak penting dalam gerakan anti kekerasan di Universitas Tanjungpura. Diharapkan, para Duta terpilih dapat menjadi wajah baru kampus yang inklusif dan aman bagi seluruh mahasiswa. Selain penghargaan dan sertifikat, Duta juga akan mendapatkan ruang untuk terlibat dalam berbagai kegiatan strategis di bawah koordinasi Satgas PPKPT UNTAN.
Adapun mahasiswa yang berhasil meraih predikat terbaik dalam ajang ini adalah:
- Terbaik I: Syarifah Rabiah (F1141241004) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP
- Terbaik II: Nola Aprilianti (F1051231049) dari Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP
- Terbaik III: Felesia Nabila Putri (G1011241289) dari Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan
- Duta Terfavorit: Mirsa (C1101241012) dari Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Pertanian
Dengan semangat baru yang mereka bawa, para Duta ini diharapkan mampu menginspirasi mahasiswa lainnya untuk bersama-sama menciptakan kampus yang aman, adil, dan berkeadaban.