• FEB
  • Hukum
  • Pertanian
  • Teknik
  • FISIP
  • FKIP
  • Kehutanan
  • FMIPA
  • Kedokteran
  • FEB
  • Hukum
  • Pertanian
  • Teknik
  • FISIP
  • FKIP
  • Kehutanan
  • FMIPA
  • Kedokteran
Universitas TanjungpuraUniversitas Tanjungpura

TENTANG UNTAN

Cari tahu banyak tentang UNTAN

AKADEMIK

Informasi program akademik UNTAN

JALUR MASUK

Informasi jalur masuk UNTAN

PENELITIAN

Informasi Penelitian dan Pengabdian

PPID

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Hubungi Kami

Berita Kampus

  • Home
  • Blog
  • Berita Kampus
  • Hilangnya Kepercayaan Publik

Hilangnya Kepercayaan Publik

  • Posted by kurniadi
  • Categories Berita Kampus, Lintas Pakar
  • Date December 22, 2020
  • Comments 0 comment

KEPERCAYAAN publik adalah sumber kekuatan seorang pemimpin. Terpilihnya calon pemimpin, baik gubernur/wakilnya, bupati/wakilnya dan wali kota/wakilnya pada pemilu 9 Desember 2020 karena mayoritas kepercayaan publik kepadanya, demikian sebaliknya.

Opini ini tidak dimaksudkan untuk memberikan nasehat kepada para petahana yang belum beruntung mempertahankan jabatannya, melainkan kepada kita semua termasuk kepada para calon pemimpin pemenang pilkada 2020.

Banyak pemimpin dan organisasi politik yang kemarin sangat kuat lagi terpercaya, tetapi sekarang kurang mendapat tempat (kepercayaan) di hati publik, berarti ada sesuatu yang salah dilakukan selama ini, semoga kegagalan ini menjadi pembelajaran yang bermakna, yakni melihat dan mempertanyakan ke dalam diri mereka sendiri, kenapa rakyat atau konstituen tidak percaya lagi kepadanya. Hampir semua kegagalan hidup ini bermula dari kesalahan melihat diri sendiri, yakni selalu melihat dari luar ke dalam, bukan dari dalam ke luar, mungkin saat memegang jabatan mereka sulit keluar dari suasana nyaman sehingga berdampak pada percepatan pembangunan.

Penulis seringkali mencontohkan banyak pemimpin dunia mengalami kegagalan sebelum mereka menjadi pemimpin sejati yang sangat dihormati umat manusia di seantero dunia ini. Abraham Lincoln mengalami setidaknya 16 (enam belas) kali kekalahan sebelum berhasil menjadi presiden Amerika Serikat ke- 16 sekaligus pemimpin dunia dan Sun Yat Sen mengalami sedikitnya 10 (sepuluh) kali kekalahan sebelum ditetapkan menjadi pemimpin China modern yang sangat dihormati dan disegani.

Meraih kembali kepercayaan publik menurut Abrahan Linclon bukanlah pekerjaan yang mudah, jauh lebih sulit dari ketika merebutnya. Beliau menyatakan bahwa; “jika publik sudah tidak menaruh kepercayaan, sesungguhnya sudah tidak ada lagi kepemimpinan, sekalipun anda melakukan dua hal; (1) mengatakan dengan sejujur-jujurnya dan setulus-tulusnya kepada publik bahwa anda sudah bertaubat dari kesalahan masa lalu; dan (2) menggunakan retorika yang indah, menarik, dan memukau publik. Tetap saja publik tidak percaya”.

Fenomena terperangkap zona nyaman tersebut mengingatkan penulis pada metapora, firman Allah SWT dan asumsi teoretik yang mungkin bermanfaat bagi mereka atau institusi yang saat ini ingin meraih kembali kepercayaan publik.

Boast & Martin (2001) dalam bukunya yang berjudul “Masters of Change”  menceritakan “sebuah metapora Dinosaurus & Kecoa yang hidup jutaan tahun yang lalu di bagian barat Colorado. Di tempat itu terdapat sebuah rawa yang dihuni oleh bermacam-macam jenis mahluk hidup diantaranya Dinosaurus dan Kecoa. Dinosaurus sangat berhasil. Mereka adalah makhluk terbesar yang pernah menghuni dunia. Mereka tidak hanya besar dalam ukuran. Mereka juga besar dalam jumlah dan varietas, sebagian mereka bahkan ada yang dapat terbang. Dinosaurus menjadi sangat adaptif tinggal di rawa, ia sangat prestis, lambang kesuksesan, kebesaran, dan menjadikan ia sangat berwibawa. Dinosaurus menjadi sebuah idola, mitos dan semua ingin seperti Dinosaurus.

Pada suatu hari rawa mengering, Dinosaurus menjadi punah, seluruh kebijaksanaan dan prosedur manual yang dibuat dalam sistem genetik Dinosaurus telah menjadi sumber kegagalannya. Dinosaurus yang kononnya binatang raksasa dan perkasa yang maha hebat ternyata hanya mampu hidup di rawa dan di satu musim saja. Kepunahan Dinosaurus tidak diikuti oleh kematian Si Kecoa. Si Kecoa tetap ada dan berhasil dengan rentang toleransi yang luas dan kemampuannya beradaptasi terhadap apapun perubahan yang terjadi”.

Spencer Johnson (2001) dalam bukunya yang berjudul “Who Moved My Cheese ? “ menceritakan metapora empat tokoh imajiner yang hidup di Labirin. Mereka adalah dua ekor tikus, (Sniff & Scurry) dan dua ekor kurcaci (Hem dan Haw). Inti sari metapora ini memberikan pelajaran kepada manusia, antara lain; apabila memperoleh nikmatNya agar pandai bersyukur dan tidak jatuh ke dalam “Zona Kenyamanan”, tidak suka menyalahkan, melainkan selalu melihat ke dalam diri sendiri ketika menghadapi dan menyelesaikan masalah.

Metapora tersebut di atas menjelaskan bahwa suatu kondisi atau keadaan yang gagah, perkasa, kuat, dan sangat berjaya di masa lalu, belum dijamin akan tetap besar dan jaya di saat ini dan di masa yang akan datang. Jika dikaitkan dengan kehidupan kontemporer saat ini sepertinya metafora tersebut  benar dan terbukti adanya. Banyak partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan yang dulunya sangat gagah, besar, berjaya, dan sangat berwibawa, karena tidak pandai bersyukur, terjatuh di kubangan zona kenyamanan, membuat ia tak mampu menghadapi perubahan yang dari hari ke hari semakin cepat, kompleks dan tidak pasti atau karena terlampau manja (spoil) barangkali?, membuat ia menjadi kecil dan kerdil, bahkan punah di saat ini dan di masa yang akan datang hanya menjadi sebuah catatan sejarah tentang sebuah kebodohan dan kegagalan manusia.

Sesungguhnya Allah SWT telah lama mengingatkan manusia melalui firmanNya, berbunyi; “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulu aman lagi tentram. Rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat” (QS An-Nahl:112).

Di ayat lain Allah SWT berfirman; “Tidaklah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan” (QS. Ibrahim:28).

Al-Quran, surah Ibrahim, ayat 7, Allah SWT mempermaklumkan, “Sesunggunhnya jika kamu bersyukur , niscaya aku akan menambahk nikmatku kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikimatku, maka pasti azabku sangat berat”.

Ken Blanchard dan Dennis Carey mengatakan, “Hilangnyanya kepercayaan publik merupakan persoalan kehilangan etika, seperti kebohongan, ketidakjujuran, dan kecurangan. Ketika kita mencari solusi untuk dilema etika ini, maka hendahlah berfokus pada satu target yang bersifat button line, dan jenis kepemimpinan yang tepat. Alasan terbaik untuk mengejar keunggulan menumbuhkan kembali kepercayaan dengan cara berbuat lebih baik bagi konstituen dan menciptakan kesempatan lebih banyak kepada kader-kader baru. Selain itu melaksanakan kepemimpinan yang melayani diri sendiri dan dengan agresif mengadopsi dan mengarahkan pandangan kepemimpinan pelayan di seluruh organisasi”, dikutip dari Frances Hesselbein dan Marshal Goldsmith (2008) dalam buku berjudul “The Leader of The Future 2”.

Penelitian Boyer di tahun 1999 sebagaimana dikutip Niven (2003) dalam bukunya berjudul “100 Simple Secrets of Successful People” menyatakan sebagai berikut; “terlepas dari kekuasaan yang kita hubungkan dengan seorang pemimpin, ternyata 93% dari para pemimpin besar yang benar-benar memimpin organisasi adalah mereka yang memandang diri mereka sebagai seorang pelayan (servant leadership) bagi pengikutnya atau rakyatnya. Blanchard & Miller (2004) mengatakan hal senada, yakni; ”Jika pembaca pada saat ini merasa sebagai seorang pemimpin dan ingin menjadi pemimpin besar yang sukses memimpin, maka pertanyaan utama dan terus menerus yang mesti anda ajukan kepada diri anda sendiri adalah; apakah saya seorang pemimpin yang melayani orang lain atau seorang pemimpin yang melayani diri sendiri, dan pemimpin yang meminta dilayani”.

oleh Dr Aswandi Dosen FKIP UNTAN

 

Tag:dosen fkip, dr aswandi, informasi, lintas pakar, mahasiswa, pakar pendidikan, pemimpin, penelitian, rektor, UNIVERSITAS TANJUNGPURA, untan

  • Share:
kurniadi

Previous post

Dies Natalis Ke-20, Fahutan Untan Gelar Webinar Nasional Manajemen Hutan dan Sosial Ekonomi
December 22, 2020

Next post

Komisi Penilai Amdal Beri Masukan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Rumah Sakit Untan
December 23, 2020

You may also like

taman untan protokol kesehatan
Saat Pandemi Virus Corona, Taman UNTAN Justru Ramai Dikunjungi
16 January, 2021
Gempa
Kenalin nih, UKM GEMPA Pencinta Alam FISIP UNTAN
15 January, 2021
SIMTA
Siap-Siap Mahasiswa FMIPA Untan,  Orang Tua Bisa Pantau Tugas Akhir Anaknya
14 January, 2021

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

Berita Terbaru

Saat Pandemi Virus Corona, Taman UNTAN Justru Ramai Dikunjungi
16Jan2021
Kenalin nih, UKM GEMPA Pencinta Alam FISIP UNTAN
15Jan2021
Siap-Siap Mahasiswa FMIPA Untan,  Orang Tua Bisa Pantau Tugas Akhir Anaknya
14Jan2021
Mereka Bukan Pencuri
Rekrutmen Guru Tanpa Diskriminasi
11Jan2021
Benarkah Kita Memerlukan Pemimpin Adil
Tahun Baru, Kebiasaan Baru
05Jan2021
60 Pejabat Eselon 3-4 Untan Dilantik Jadi Fungsional
29Dec2020
Perpanjangan Pendaftaran Wisuda Periode II TA 2020/2021
23Dec2020
Komisi Penilai Amdal Beri Masukan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Rumah Sakit Untan
23Dec2020

Archives



logo-eduma-the-best-lms-wordpress-theme

Universitas Tanjungpura

“Membangun Ekosistem Digital Menuju Universitas Siber”

© 2019 | Universitas Tanjungpura

Layanan

  • SIAKAD
  • E-LEARNING
  • SCMB
  • JURNAL
  • Comdev Outreaching
  • REPOSITORY
  • UPT. PERPUSTAKAAN
  • UPT. BAHASA
  • UPT. TIK
  • SPI
  • ALUMNI
  • KERJASAMA
  • PPID

Tautan

  • STAFF
  • SPOTA
  • Translator Nusantara
  • EDOM
  • LPSE
  • Pendikar UNTAN
  • Mikrotik Academy
  • Lapor
  • Survey Kepuasan Masyarakat
  • LP3M
  • International Affairs Office
  • international student admission
  • international researcher
  • SPDLN

KONTAK

Alamat   : Jl. Prof.Dr.H.Hadari Nawawi / Jendral Ahmad Yani, Pontianak - Kalimantan Barat (78124)

Telepon : (0561) 739630

Email     : [email protected]

Fax          : (0561) 739637

Ikuti Kami