
Kades Pulau Lemukutan Apresiasi Inisiasi Program Cek Kesehatan Gratis Kepada Masyarakat, Hasil Kolaborasi IDI Pontianak dan Peserta KKN Kebangsaan
Desa Pulau Lemukutan – Kepala Desa Pulau Lemukutan, kecamatan Sungai Raya Kepulauan, kabupaten Bengkayang, Ahmad Yusuf, mengapresiasi program sosial Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Indonesia Kota Pontianak dan Peserta KKN Kebangsaan 2023. Dirinya mengaku, kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Pembantu (Pustu) di desanya dari tanggal 13-16 Agustus 2023 sangat bermanfaat bagi masyarakatnya. “Sangat membantu, yang berkaitan dengan kesehatan yang ada di desa ini,” tuturnya.
Ahmad Yusuf menambahkan, jika program terkait kesehatan yang dilaksanakan di desanya sangat berdampak besar karena hingga saat ini fasilitas dan pelayanan kesehatan di desanya masih terbilang minim. Untuk itu, ia sangat bersyukur program ini hadir di desanya karena desa ini memiliki jumlah masyarakat sekitar 1390 orang, terdiri dari laki-laki 760 dan perempuan 630 yang tersebar di 3 Dusun, 12 RT, dan 350 KK. “Mengingat kelengkapan alat dan Petugas Kesehatan masih kurang. Dengan adanya Bakti Sosial Kesehatan tersebut sangat membantu masyarakat desa Pulau Lemukutan,” ungkapnya.
Tyagita Anastasia, selaku perwakilan dari IDI Pontianak yang juga hadir pada kegiatan menyatakan dirinya turut senang bisa ambil bagian pada program sosial ini. Ia mengatakan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi saat program sosial dilaksanakan selama empat hari. Secara keseluruhan selama kegiatan berlangsung, tercatat ada 62 orang yang terdaftar dan mengikuti rangkaian kegiatan program ini. “Sejauh ini lancar, masyarakat antusias. Terhitung lancar berdasarkan kegiatan yang dijalankan, karena berdasarkan pengalaman Petugas Pustu per harinya mereka biasa hanya menerima 5 pasien per hari,” jelas Dokter Umum yang bertugas di RSUD Soedarso ini.
Program Sosial ini sendiri bertujuan untuk mengecek berbagai macam penyakit yang tidak menular, seperti tekanan darah, asam urat, gula darah, dan kolesterol. Diakui Gyta, dirinya menemukan bahwa sebagian masyarakat memiliki tekanan darah yang cukup tinggi. Hal ini menurutnya terjadi karena masyarakat sebagian besar mengonsumsi ikan sebagai makanan sehari-hari. Namun, ikan-ikan tersebut melalui proses pengasinan, sehingga kadar garam yang terkandung dalam ikan tersebut cukup tinggi. Sehingga berakibat pada tingginya tekanan darah pada sebagian masyarakat yang hadir dan mengecek kesehatannya pada kegiatan tersebut.
Gyta juga berharap, kedepannya program-program sejenis bisa rutin dilaksanakan dan berkelanjutan di berbagai desa, khususnya desa Pulau Lemukutan. Hal ini mengingat bahwa pemerataan akses pelayanan dan fasilitas kesehatan di desa ini masih perlu ditingkatkan. “Jika bisa kontinyu ini sangat baik, karena di Pustu hanya ada 1 perawat, dokternya tidak ada. Masyarakat terkadang ingin konsultasi ke dokter. Saya berharap ini bisa kontinyu, bergantian dengan dokter lain,” ucapnya.
Senada dengan Kepala Desa Pulau Lemukutan dan perwakilan Dokter dari IDI Pontianak, Noviola Angelina sebagai salah satu peserta KKN Kebangsaan 2023 juga berharap Fasilitas Kesehatan bisa lebih merata ke berbagai daerah. Ia menggarisbawahi bahwa perlunya ketersediaan Fasilitas Kesehatan beserta peralatan dan perlengkapan penunjang lainnya. “Sejauh ini yang saya liat di Pustu obat-obatan tidak lengkap. Berdasarkan laporan masyarakat obat-obatan sering tidak ada. Jadi masyarakat kalau mau beli obat dan lainnya agak terkendala. Sehingga masyarakat jarang minum obat dan akhirnya sakitnya berlanjut,” ungkap mahasiswi Program Studi Farmasi Universitas Tanjungpura ini. Novi juga menyarankan agar Pemerintah dapat memfasilitasi berbagai fasilitas penunjang Pelayanan Kesehatan seperti moda transportasi laut seperti speedboat, mengingat akses menuju Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut berada di Pulau lain. Serta, perlunya penambahan Fasilitas Kesehatan di desa ini karena wilayah pulau sangat luas, sehingga akses masyarakat ke Pustu sangat jauh. “Harapannya bisa dibuka cabang pustu lainnya agar ada alternatif pengobatan, sehingga masyarakat tidak hanya bergantung ke 1 Pustu, yang mana selama ini sudah terjadi di masyarakat. Jadi harus ada tempat pelayanan pengobatan lainnya,” tutupnya.