
Kemdiktisaintek Perkuat Peran Humas dan Protokol Lewat Rakor Nasional
Jakarta— Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan dan Keprotokolan selama dua hari, pada 25–26 Juni 2025, di Graha Diktisaintek Gedung D lantai dua. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan meningkatkan kompetensi para praktisi humas dan protokol di lingkungan perguruan tinggi serta lembaga layanan pendidikan tinggi (LLDIKTI) di seluruh Indonesia.
Menteri Diktisaintek, Brian Yuliarto, dalam sambutannya menegaskan bahwa humas dan protokol memiliki peran strategis sebagai penghubung antara perguruan tinggi dengan masyarakat, industri, dan pemangku kepentingan. Ia mengatakan bahwa komunikasi publik yang kuat sangat menentukan sejauh mana program dan inovasi kampus dapat dirasakan oleh masyarakat.
“Melalui komunikasi yang efektif dan strategis, kita dapat memastikan bahwa setiap inovasi, riset, dan program pengabdian masyarakat oleh perguruan tinggi dapat diketahui, dipahami, dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas,” ujar Brian.
Dalam sesi diskusi, Windy Novindra dari Kantor Komunikasi Presiden mengingatkan bahwa praktisi humas harus senantiasa memantau dan memahami isu yang berkembang di institusi masing-masing. Ia menjelaskan bahwa dari pemantauan tersebut, institusi dapat mengetahui skala isu serta menentukan bentuk respons yang tepat.
Adapun Ucu Berliana dari Biro Protokol Sekretariat Presiden menegaskan bahwa keprotokolan meskipun memiliki aturan baku, tetap harus bersifat dinamis. Ia menyampaikan bahwa protokol perlu beradaptasi dengan situasi lapangan dan melakukan koordinasi optimal dengan berbagai pihak yang terlibat.
Pada kesempatan itu, Kemdiktisaintek juga memberikan penghargaan Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik kepada sepuluh perguruan tinggi negeri dan LLDIKTI terbaik tahun 2024.
Memasuki hari kedua, peserta rakor dibekali dengan materi yang mengangkat pentingnya komunikasi publik berbasis data dan sains. Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Ahmad Najib Burhani, menyampaikan keinginan Kemdiktisaintek untuk membangun budaya ilmiah di tengah masyarakat. Ia menyoroti peran guru, asosiasi ilmuwan, sekolah, dan perguruan tinggi dalam memperkuat kultur sains, antara lain melalui program SMA Garuda.
Direktur Diseminasi Sains dan Teknologi, Yudi Darma, menambahkan bahwa diplomasi ilmu pengetahuan menjadi salah satu upaya agar sains dan teknologi tidak hanya menjadi ranah akademik, tetapi juga menjadi perhatian publik dan pembuat kebijakan.
Sementara itu, Karlisa Priandana dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan menekankan bahwa hasil riset tidak boleh berhenti pada publikasi ilmiah semata, melainkan harus memberikan dampak konkret kepada masyarakat dan industri.
Kemudian, praktisi dari Lembaga Pers Dr. Soetomo, Lahyanto Nadie dan Kristanto Hartadi, memberikan pembekalan mengenai penulisan siaran pers, manajemen isu, dan latihan kesiapsiagaan krisis. Kristanto mengatakan bahwa penting bagi institusi untuk mulai membiasakan pelatihan krisis internal secara rutin, seperti melalui simulasi tabletop. Ia juga mengingatkan agar humas terus melatih kemampuan dalam merespons media dan masyarakat secara optimal.
Rakor ini juga menjadi ajang sosialisasi rencana peluncuran Peraturan Menteri terkait kehumasan, keprotokolan, layanan informasi publik, serta peluncuran Anugerah Humas dan Anugerah Protokol Diktisaintek sebagai bentuk apresiasi atas kinerja terbaik di bidang masing-masing.
Melalui kegiatan ini, Kemdiktisaintek berharap tercipta sinergi antarlembaga dalam membangun komunikasi publik yang lebih adaptif, profesional, dan berdampak, serta memperkuat narasi kebijakan dan prestasi perguruan tinggi Indonesia di tengah masyarakat.
Universitas Tanjungpura turut serta dalam kegiatan ini dengan mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti seluruh rangkaian rakor bersama dengan 76 PTN, 49 Politeknik dan 17 LLDIKTI lainnya.