Konsep Village Breeding Center Ayam Kampung Unggul Akan Menjadi Primadona Baru Masyarakat Teluk Pakedai Satu di Tengah Pandemi
Food and Agriculture Organization (FAO) menyampaikan akan adanya ancaman kelangkaan pangan di masa pandemi COVID 19 ini. Menanggapi hal ini langsung direspon cepat oleh bapak presiden RI Jokowi yang memerintahkan jajarannya untuk mengontrol ketersediaan bahan pokok hingga ke pelosok desa pada bulan April 2020 lalu. Selain itu juga dalam musrenbangnas agar meninjau kesiapan ketahanan pangan mulai dari produksi hingga tahap distribusi karena Indonesia adalah negara kepulauan perlu jalur distribusi yang baik. Selain itu bapak bangsa kita, Bung Karno mengatakan bahwa masalah pangan adalah mengenai hidup matinya bangsa kita di kemudian hari. Rasa khawatir pemerintah mengenai kelangkaan pangan ternyata tidak memudahkan petani sebagai penyedia pangan untuk masyarakat. Petani sebagai produsen makanan terkadang justru terdampak krisis ketahananan pangan, padahal petani seharusnya bias tetap eksis di tengah pandemi covid 19.
Banyak petani di pedasaan mencari alternative mata pencaharian dengan mengikuti pelatihan dan penyuluhan bidang pertanian. Seperti petani di Desa Teluk Pakedai Satu Kabupaten Kubu Raya ingin mereka sangat antusias mengikuti sosialisasi Village Breeding Center ayam kampung unggul yang dilaksanakan dosen-dosen Universitas Tanjungpura Pontianak dalam rangka pengabdian kepada masyarkat. Pemanfaatan sumberdaya (objek peternakan ayam kampung) dalam rangka transfer pengetahuan kepada masyarakat dengan menjaga dan mempertahankan kelestarian lingkungan yang akan berdampak pada peningkatan ekonomi (added value).
Village Breeding Center atau perbibitan pedesaan ayam kampung merupakan bagian dari program pemenuhan pangan asal ternak perlu diselenggarakan dengan seksama terutama dalam perbibitan ternak ayam kampung di desa-desa yang ada di Kabupaten Kubu Raya sebagai kabupaten penyangga ibukota Kalimantan Barat yaitu Kota Pontianak. Kabupaten Kubu Raya bisa menjadi primadona baru pembibitan dan budidaya ayam kampung karena memiliki lahan, sumberdaya manusia yang baik serta akses pasar yang dekat dengan kota Pontianak sebagai daerah konsumen daging terbesar di Kalbar.
Dalam mewujudkan Ketahanan Pangan daerah, dalam paparan yang di sampaikan pakar peternakan Duta Setiawan, S.Pt M.Si, salah satu dosen Universitas Tanjungpura mengatakan bahwa ada 5 (lima) strategi yang dapat diterapkan yaitu : 1) Pengembangan kawasan produksi ayam kampung terintegrasi dengan komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, 2) Pengembangan penyediaan bahan baku pakan yang bersumber dari bahan local yang ada di kecamatan Teluk Pakedai, 3) Optimasi peningkatan mutu, daya saing, dan produk ternak ayam kampung, 4) Optimasi revitalisasi peternakan ayam kampung sebagai penyedia daging dan telur dengan harga murah dan terjangkau seluruh elemen masyarakat Kubu Raya maupun Kalimantan Barat, dan 5) Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sektor peternakan ayam kampung. Untuk melaksanakan kelima strategi di atas, Duta mengharapkan adanya dukungan berbagai pihak
Lalu bagaimana mengembangkan kegiatan Village Breeding Center ini? Banyak turunan usaha yang bisa dikembangkan diantaranya adalah usaha telur bibit, telur konsumsi, penetasan ayam kampung, penjulan mesin tetas, pembuatan kandang maupun usaha pembesaran ayam kampung.
“Kegiatan Village Breeding Center atau perbibitan pedesaan ayam kampung merupakan kegiatan yang ditunggu-tunggu masyarakat dan akan menjadi primadona masyarakat,” ujar Sholihin sekretaris desa Teluk Pakedai Satu.
Kegiatan ini juga sejalan dengan program pemerintah kabupaten Kubu Raya dengan pengembangan ternak ayam dan kambing untuk pemenuhan pangan masyarakat. Bupati Kubu Raya Muda Mahendra menyebutkan apapun kegiatan pemda baik bidang peternakan maupun bidang lainnya maka slogan kepung bakul sejalan selalu menjadi tumpuan dengan dikeroyok bersama-sama sehingga saling bekerjasama, gotong royong dan bisa tuntas. Gambaran Kabupaten Kubu Raya dalam melakukan pembangunan desa dengan indek desa membangun pada tahun 2019 sebagai berikut: desa sangat tertinggal sebanyak 1 desa, desa tertinggal sebanyak 30 desa, desa berkembang sebanyak 52 desa, desa mandiri sebanyak 21 desa, desa maju sebanyak 14 desa menurut data BPS Kubu Raya 2020.
Selain itu Desa Teluk Pakedai Satu berharap bisa naik kelas nantinya bisa menjadi desa mandiri seperti yang menjadi idaman para kepala desa dan pemprov Kalbar menyatakan pencapaian desa mandiri membutuhkan dukungan semua pihak melalui kewenangan yang jelas. Untuk mencapai desa mandiri perlu sinergi itu ditegaskan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji melalui Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Peningkatan Status Kemandirian Desa. Percepatan kemandirian dea dapat ditempuh denan meningkatkan nilai tambah ekonomi dari pembibitan dan budidaya ternak ini adalah pemberdayaan gender para ibu-ibu untuk aktiv dalam melakukan diversifikasi pangan olahan ayam seperti nugget, sosis, kaki naga, karage bahkan olahan telur agar mejadi produk unggulan desa one village one product (OVOP).
Hal yang terpenting lagi dari pengembangan OVOP ayam kampung ini adalah pemasaran dengan smart village yaitu Kepuasan dan kebahagiaan konsumen adalah kunci sukses yang paling penting yaitu dengan pemasaran elektronik dan terintegrasi dengan mengembangkan mailing list, perhatikanlah semuanya secara rinci, bisa juga melakukan pengumuman informasi mengenai peternakan ayam kampung melalui media cetak/elektronik, buat brosur dan literatur mengenai Village Breeding Center yang sesuai dengan milik desa Teluk Pakedai Satu, promosi melalui sarana telp, fax, email dan juga bisa menbuat brosur dan materi public elation yang menarik konsumen ayam kampung ini.
1 Comment
Kerennnn
Semoga sukses untuk program nya
Mari bersama² bahu membahu kepong bakol
#Masyarakat teluk pakedai satu 🙏🙏