
Kubu Raya Estuary Cruise: Pelayaran Pendidikan Pertama di Teluk Bengkolan Kubu Raya
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Untan berhasil menyelenggarakan pelayaran pertama dengan tema “Kubu Raya Estuary Cruise” pada Jumat, 13 Oktober 2023. Kegiatan pelayaran ini berjalan sukses dan melibatkan berbagai pihak, termasuk DKP Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Daerah Kubu Raya, Yayasan Webe Konservasi Ketapang (Webe), Ikatan Alumni Ilmu Kelautan (IAIKA) Untan, Perusahaan Kapal Motor Arif Azzam Jaya, dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HMIKA) Untan.
Kegiatan cruise ini berlangsung selama 3 hari dan 2 malam dan merupakan bagian dari kegiatan kuliah lapangan. Peserta utama adalah mahasiswa semester 5 Program Studi Ilmu Kelautan. Selama perjalanan, peserta melaksanakan berbagai aktivitas seperti studi di atas kapal, survei bioekologi ekosistem mangrove, dan pengukuran kualitas air di Desa Sungai Nibung.
Kepala Laboratorium Ilmu Kelautan, Warsidah, menjelaskan bahwa selama kegiatan ini, mahasiswa belajar tentang teori konservasi dan melakukan survei ekosistem mangrove di atas kapal, dalam istilah yang sering disebut sebagai ‘study on board’.
“Selanjutnya, pada hari berikutnya, mereka akan menjalani eksplorasi biofisik di Kawasan Hutan Desa Sungai Nibung,” tambah Warsidah.

Arie Antasari Kushadiwijayanto, Ketua Jurusan Ilmu Kelautan, berharap bahwa kegiatan cruise ini akan meningkatkan kesadaran mahasiswa dan masyarakat akan pentingnya pengelolaan pesisir secara berkelanjutan. Kegiatan ini melibatkan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Desa Sungai Nibung (LPHD) dan Yayasan Webe Konservasi Ketapang (Webe).
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi dorongan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan estuari yang berkelanjutan,” tuturnya.
“Oleh karena itu, kami menyelenggarakan berbagai materi dan kegiatan, termasuk penjelasan tentang upaya konservasi yang telah dilakukan oleh LPHD, pendataan kondisi biofisik, dan pemahaman tentang konsep dan penerapan ekowisata di pesisir oleh Yayasan Webe.
Selain itu, kehadiran kegiatan cruise ini diharapkan dapat menjadi sinyal kuat bagi masyarakat desa mengenai potensi desa mereka sebagai tujuan wisata edukasi berbasis lingkungan,” jelas Arie Antasari.
Dalam rangkaian kegiatan cruise, tim Ilmu Kelautan Untan dan Yayasan Webe juga terlibat dalam diskusi bersama Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Sungai Nibung mengenai konsep ekowisata yang dapat dikembangkan di Desa Sungai Nibung.
Pengembangan ekowisata di desa dapat dimulai dengan optimalisasi potensi yang sudah ada, dengan memperhatikan kebersihan dan fasilitas dasar yang diperlukan.
“Proses pengembangan ekowisata sebenarnya cukup sederhana. Ini bisa dimulai dari apa yang sudah ada di desa ini. Jika ada hutan mangrove, maka jadikan mangrove sebagai objek utamanya. Yang terpenting adalah menjaga kebersihannya, terutama dari sampah plastik, dan memperhatikan fasilitas pendukung seperti toilet dan tempat tinggal,” ujar Setra Kusumardana, Direktur Webe.