
Mendiktisaintek Tekankan Peran Kampus di Rakernas APTARI 2025
Pontianak – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Dr. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., menghadiri sekaligus menjadi pembicara kunci pada Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI) 2025. Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan Equator Architecture Forum (EAF) di Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak, Selasa (16/9/2025).
Dalam paparannya, Prof. Brian menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi, sains, dan teknologi dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Menurutnya, kampus harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru sekaligus motor penggerak transformasi bangsa.
“Indonesia harus mampu keluar dari middle income trap. Untuk itu, kita memerlukan tenaga kerja terampil, hilirisasi industri, serta kolaborasi arsitektur yang kuat. Kampus adalah pusat lahirnya profesor, pusat ilmu, dan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dari sinilah kontribusi besar bagi Indonesia bermula,” ujarnya.
Prof. Brian juga menyinggung potensi besar Kalimantan Barat, khususnya di sektor bauksit dan kelapa sawit, yang hingga kini masih minim hilirisasi. “Saya melihat Kota Pontianak memiliki jalur pedestrian yang baik, tetapi saya titip agar pengembangan angkutan umum dapat mendukung tata kota yang lebih berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor UNTAN, Prof. Dr. Garuda Wiko, S.H., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta. “Selamat datang di Universitas Tanjungpura. Selamat menikmati Pontianak dengan ragam kulinernya. Terima kasih kepada panitia dan seluruh pihak yang telah bekerja keras menyukseskan forum nasional ini,” ucapnya saat membuka Rakernas APTARI 2025 pada Senin (15/9/2025).
Ketua APTARI, Ar. Dr. Yulianto P. Prihatmaji, S.T., M.T., IAI, menegaskan bahwa forum ini merupakan wadah penting untuk merumuskan peta jalan arsitektur adaptif-responsif berbasis kearifan lokal. “Mari kita bersama-sama menyukseskan kegiatan ini dengan semangat kolaborasi yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Equator Architecture Forum (EAF) hadir sebagai ruang temu gagasan antara akademisi, praktisi, dan peneliti untuk mendorong lahirnya karya arsitektur unggul yang berkelanjutan serta memberi kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa di kawasan ekuator.
Rakernas APTARI 2025 yang berlangsung selama dua hari, 15–16 September 2025, mengusung tema “Sinergi Pendidikan Arsitektur yang Unggul, Terpercaya, dan Merdeka.” Kegiatan ini menghadirkan sinergi antara Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI), dan Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) melalui penyelenggaraan EAF.