
UNTAN Gelar Upacara Peringatan Hardiknas 2024 dan Dies Natalis ke-65 UNTAN
Universitas Tanjungpura (UNTAN) menggelar Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2024 sekaligus merayakan momen bersejarah dengan pembukaan Dies Natalis ke-65. Dengan semangat yang berkobar-kobar, seluruh civitas akademika UNTAN berkumpul dalam upacara yang penuh makna ini, mengenakan pakaian adat tradisional dan almamater kebanggaan mereka.

Mengusung tema “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”, Hardiknas tahun ini menjadi momentum penting bagi UNTAN untuk memperkuat komitmen terhadap pengembangan pendidikan yang inklusif dan progresif.

Dies Natalis ke-65 UNTAN menjadi tonggak bersejarah yang menggambarkan dedikasi dan prestasi universitas dalam mewujudkan visi pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.

Penekanan tombol Pembukaan Dies Natalis ke-65 UNTAN bersama-sama

Seluruh rangkaian acara, mulai dari pembacaan pidato hingga penampilan UKM Drumband UNTAN, serta pengibaran bendera dengan drone dipersiapkan dengan penuh detail untuk menghadirkan suasana yang penuh semangat dan inspiratif bagi seluruh peserta. Kebersamaan dan kebanggaan menjadi pendorong utama dalam setiap langkah yang diambil dalam upacara tersebut.

Melalui peringatan Hardiknas dan perayaan Dies Natalis ke-65 UNTAN ini, harapan untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing tinggi semakin mengemuka. UNTAN terus bersinar sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga mercusuar inspirasi bagi bangsa Indonesia.


Berikut Pidato Kemendikbudristek, Nadiem Makarim yang dibacakan oleh Rektor UNTAN, Prof. Dr. garuda Wiko :
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu,
Saudara saudariku sebangsa dan setanah air,
Lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan kami di Kemendikbudristek. Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar
semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.
Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan. Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan.
Kemudian, ketika langkah kita mulai serempak, kita dihadapkan dengan tantangan yang tak pernah terbayangkan yakni pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup kita secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat.
Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama. Kini, kita sudah mulai merasakan perubahan terjadi di sekitar kita, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar.
Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Kita sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi.
Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh. Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan.
Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan.
Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan gerakan Merdeka Belajar.
Terima kasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Rahayu.


Tag:2024, 65, Dies Natalis, UNIVERSITAS TANJUNGPURA, untan