
Workshop Leadership for Quality Assurance UNTAN Dorong Penguatan Mutu dan Daya Saing Institusi
Pontianak, 17 Oktober 2025 — Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Universitas Tanjungpura (UNTAN) menyelenggarakan kegiatan Workshop Leadership for Quality Assurance: Membangun Institusi Unggul dan Berdaya Saing bagi para pimpinan universitas. Kegiatan ini berlangsung di Ruang E-Learning 3 dan 4, Gedung Konferensi UNTAN, pada Jumat.
Workshop ini menghadirkan Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr., Guru Besar Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus pakar penjaminan mutu pendidikan tinggi, sebagai narasumber utama. Kegiatan ini diikuti oleh pimpinan universitas, lembaga, dan fakultas di lingkungan UNTAN.
Acara terbagi dalam dua sesi utama, yakni Kebijakan SPM Pendidikan Tinggi (Sinkronisasi dengan Permendikti Saintek Nomor 39 Tahun 2025) dan Sistem Penjaminan Mutu Internal dan SPME (Permendikti Saintek Nomor 39 Tahun 2025).
Ketua LPMPP UNTAN, Prof. Dr. Sulistyarini, M.Si., menjelaskan bahwa workshop ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan komitmen mutu di seluruh tingkat pimpinan universitas.
“Melalui workshop ini, kami ingin menyamakan persepsi dan komitmen mutu di tingkat universitas, lembaga, dan fakultas agar Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) dapat berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan,” ujar Prof. Sulistyarini.
Ia juga menekankan pentingnya kepemimpinan berbasis data dan informasi dalam pengambilan keputusan serta penyusunan program kerja. Menurutnya, pimpinan universitas perlu memiliki kemampuan merancang program berbasis mutu yang cepat, terukur, dan berorientasi pada peningkatan kinerja akademik maupun kelembagaan.
Prof. Sulistyarini menambahkan bahwa setelah memiliki pemahaman dan persepsi yang sama, workshop ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan mutu dan daya saing Universitas Tanjungpura. Upaya tersebut diwujudkan melalui penguatan kualitas pembelajaran, peningkatan kompetensi dosen, serta pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri.
“Peningkatan mutu riset dan pengabdian masyarakat berbasis inovasi juga akan mendorong reputasi akademik dan kebermanfaatan sosial. Selain itu, penerapan sistem penjaminan mutu internal yang konsisten, peningkatan akreditasi, serta perluasan kerja sama nasional dan internasional merupakan langkah strategis untuk memperkuat daya saing dan citra unggul UNTAN di tingkat regional maupun global,” ungkapnya.
Terkait pemilihan tema kepemimpinan dalam penjaminan mutu, Prof. Sulistyarini menilai hal tersebut sangat relevan dengan dinamika pendidikan tinggi saat ini.
“Perubahan kebijakan dan instrumen dalam sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi berlangsung sangat cepat. Karena itu, diperlukan tata kelola penjaminan yang adaptif, inovatif, dan akuntabel,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antarunit dalam implementasi sistem penjaminan mutu internal. Kolaborasi tersebut menjadi kunci dalam memenuhi indikator mutu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Prof. Sulistyarini menutup dengan menegaskan bahwa budaya mutu merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur universitas.
“Budaya mutu bukan hanya tugas lembaga penjaminan, tetapi harus menjadi kesadaran kolektif seluruh sivitas akademika UNTAN,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, LPMPP UNTAN berharap dapat memperkuat kapasitas kepemimpinan, membangun budaya mutu yang kokoh, serta mempercepat terwujudnya universitas yang unggul, berdaya saing, dan berorientasi pada mutu berkelanjutan.